Pages

Selasa, 28 Juni 2011

Sains Dasar "FOTOSINTESIS (PERCOBAAN SACHS DAN INGENHOUSZ)"


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam beberapa aspek fisiologi tumbuhan berbeda dengan fisiologi hewan atau fisiologi sel. Tumbuhan dan hewan pada dasarnya telah berkembang melalui pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang melalui pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya. Kebanyakan tumbuhan tidak berpindah, memproduksi makanannya sendiri, menggantungkan diri pada apa yang diperolehnya dari lingkungannya sampai batas-batas yang tersedia. Hewan sebagian besar harus bergerak, harus mencari makan, ukuran tubuhnya terbatas pada ukuran tertentu dan harus menjaga integritas mekaniknya unntuk hidup dan pertumbuhan.

Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk hidup yang dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis. Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengoubahan zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organik karbohidrat dengan bantuan cahaya. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas.
Kalau fotosintesis adalah suatu proses penyusunan (anabolisme atau asimilasi) di mana energi diperoleh dari sumber cahaya dan disimpan sebagai zat kimia, maka proses respirasi adalah suatu proses pembongkaran (katabolisme atau disasimilasi) di mana energi yang tersimpan dibongkar kembali untuk menyelenggarakan proses – proses kehidupan.
Tujuan Percobaan
Tujuan praktikum ini adalah untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis dihasilkan oksigen (O2) dan untuk mengamati pengaruh cahaya dan CO2 terhadap pembentukan oksigen pada proses fotosintesis; untuk mengetahui ada tidaknya simpanan amilum dalam jaringan daun yang diberi perlakuan cahaya matahari berbeda.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986)
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organic H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002).
Energi foton yang digunakan untuk menggerakkan elektron melawanan gradient panas di dalam fotosistem I dari sebuah agen dengan tenaga reduksi kuat, yang secara termodinamis mampu mereduksi CO2 di dalam fotosistem II dari air dengan pelepasan O2, jika sebuah molekul pigmen menyerap sebuah foton masuk ke dalam sebuah keadaan tereksitasi, karena satu elektronnya pada keadaan dasar pindah ke orbit (Anwar, 1984).
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen (Kimball, 1993).
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia mengguanakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Fotosistem ada dua macam, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Fotosistem I tersusun oleh klorifil a dan klorifil b dengan perbandingan 12:1 dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 700 nm. Pada fotosistem II perbandingan klorofil a dan klorofil b yaitu 1:2 dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 680 nm (Syamsuri, 2000).
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO2 dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan :
Kloropil
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2 + Energi
Sinar matahari
Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol Co2 yang dilepaskan dan jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia respirasi merupakan kebalikan dari reaksi kimia fotosintesis (Syamsuri, 2000).
Fotosintesis berlangsung dalam 2 tahap, yaitu :
1. Reaksi Terang
Reaksi terang fotosintesis merupakan reaksi pengikatan energi cahaya oleh klorofil yang berlangsung digrana yang dilaksanakan oleh fotosistem. Fotosistem merupakan unit yang mampu menangkap energi cahay matahari dalam rantai transfor elektron pada fotosintesis. Tersusun atas kompleks antene pusat reaksi dan akseptor elektrona (Saimbolon, 1989).
2. Reaksi gelap
Reaksi gelap fotosintesis merupakan reaksi pengikatan CO2 oleh molekul RBP (Ribolosa Bifosfat) untuk mensintesis gula yang berlangsung distroma, reaksi gelap meliputi 3 hal penting, yaitu:
a. Karboksilasi, merupakan pengikatan CO2 oleh RPB untuk membentuk molekul PGA.
b. Reduksi ; PGA (3C) direduksi oleh NADPH menjadi PGAL (3C).
c. Regenerasi ; pembentukan kembali RBP.





BAB III
METODE PRAKTIKUM

a. Judul Kegiatan                   :  Fotosintesis (Sachs dan Ingenhousz)
b. Tujuan Percobaan  : 1.     Melakukan uji apakah cahaya daun tidak berfotosintesis
  2.     Mengetahui hubungan intesitas cahaya dengan laju reaksi
c. Alat dan Bahan :
      Uji Sachs :
Alat :
  1. Beker gelas 500 ml
  2. Beker gelas 250 ml
  3. Pinset
  4. Pemanas
  5. Penjepit kertas (klip)
Bahan :
  1. Alkohol 96 %
  2. Air/aquades
  3. Yod KI/lugol
  4. Tanaman berdaun lebar (pacar air)
  5. Kertas timah

Uji Ingenhousz :
Alat :
     1.      Beker gelas (1 liter)
     2.      Tabung reaksi
     3.      Corong gelas
Bahan :
      1.    Tanaman Hydrilla sp.
           2.    Air
      3.    Kawat


Tampilan perangkat percobaan Sachs dan Ingenhousz yang siap berfungsi :


Percobaan Sachs dan Ingenhousz dilaksanakan sebagai berikut :
Uji Sachs :
1.      Menutup sebagian helaian daun dengan kertas timah pada malam atau saat subuh, menjepitnya dengan klip hingga rapat.
2.      Memetik daun setelah daun terkena cahaya 2-3 jam.
3.      Membuka kertas penutup dan memasukkan dalam lipatan kertas saring.
4.      Mememarkan daun dalam kertas saring tersebut dengan mortar penggerus hingga memar merata, dan hancuran daun melekat pada kertas saring.
5.      Membuka lipatan kertas saring dan menggunting pada bagian lipatannya.
6.      Memasukkan kertas saring dalam beker gelas berisi pemutih, membiarkan klorofil melarut dan memisahkan hancuran daun dari kertas saring.
7.      Mengangkat kertas saring, meniriskan sebentar, menempatkan ke cawan Petri, lalu menetesinya dengan lugol.
8.      Mengamati perubahan warna yang ditunjukkan.

Uji Ingenhousz :



1.      Merakit alat seperti pada gambar (2 rakitan alat).
2.      Menempatkan satu rakit di tempat kena cahaya langsung dan rakitan lainnya di dalam ruang yang tidak ada cahaya.
3.      Membiarkan selama 20 menit. Kemudian mengamati ada tidaknya gelembung di dalam tabung reaksi tersebut. Membandingkan jumlah gelembung pada kedua rakitan tersebut.


TUGAS :

1.      MENGAMATI
Melakukan pengamatan terhadap daun yang di tutup dengan kertas timah dan daun yang tertutup dengan kertas timah yang dibiarkan terkena cahaya matahari. Dan pada sore harinya di petik untuk di uji apakah daun tersebut menghasilkan amilum dalam proses fotosintesis.

2.      MENGGOLONGKAN
Dalam kegiatan menggolongkan dilakukan dengan cara memilah berbagai obyek atau peristiwa berdasarkan persamaan sifat dan khususnya, yaitu : melakukan pengelompokan terhadap daun yang ditutup dengan kertas timah dan daun yang tidak ditutup dengan kertas timah.

3.      MENGUKUR
Dalam kegiatan mengukur adalah kegiatan membandingkan yang di ukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu dengan cara melakukan perendaman daun yang dikenai dua perlakuan yaitu daun yang di tutup dengan kertas timah dan yang tidak di tutup dengan kertas timah ke dalam alcohol (Sachs) untuk melarutkan klorofil yang ada, lalu ditetesi dengan larutan yodium. Dan air (Ingenhousz) untuk mengamati dan membandingkan jumlah gelembung yang muncul.

4.      MENGKOMUNIKASIKAN
Untuk kegiatan mengkomunikasikan adalah menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk audio, visual dan audio visual yaitu menampilkan hasil data penelitian sebagai berikut :

Kelompok
Terkena sinar matahari
Tidak terkena sinar matahari
7mnt pertama
7mnt kedua
7mnt ketiga
7mnt keempat
7mnt pertama
7mnt kedua
7mnt ketiga
7mnt keempat
1
528
569
971
1501
2
-
1
-
2
12
590
668
1403
1
-
1
-
3
426
1334
1754
1718
1
1
1
2
4
756
3552
3050
2385
31
4
1
4
5
238
622
960
2635
-
1
1
1
6
298
482
622
1704
1
1
6
4

5.      MENAFSIRKAN / INTERPRETASI DATA
Dalam kegiatan ini adalah suatu kegiatan memberi arti data, karena data tidak berate apa – apa sebelum diartikan. Dan yang dilakukan adalah menafsirkan data sebagai berikut :
Analisis Data :

Kelompok
Terkena sinar matahari
Tidak terkena sinar matahari
7mnt pertama
7mnt kedua
7mnt ketiga
7mnt keempat
7mnt pertama
7mnt kedua
7mnt ketiga
7mnt keempat
1
528
569
971
1501
2
-
1
-
2
12
590
668
1403
1
-
1
-
3
426
1334
1754
1718
1
1
1
2
4
756
3552
3050
2385
31
4
1
4
5
238
622
960
2635
-
1
1
1
6
298
482
622
1704
1
1
6
4

 PEMBAHASAN
Praktikum kali ini berjudul fotosintesis. Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari. (Kimball, 2002)
Di dalam praktikum fotosintesis ini terdapat dua kegiatan yaitu uji Sachs dan uji Ingenhousz.

1.      Uji Sachs
Pada uji Sachs ini bertujuan melakukan uji apakah tanpa cahaya daun tidak berfotosintesis. Adapun alat dan bahan yang digunakan diantaranya adalah beker gelas 500 ml, beker gelas 250 ml, pinset, pemanas, penjepit kertas (klip), alkohol 96 %, air/aquades, Yod KI/lugol, tanaman berdaun lebar, dan kertas timah. Pada pagi hari sebelum praktikum, sebagian daun tanaman yang sehat ditutup dengan kertas timah, dan dijepit dengan sebuah klip. Setelah terdedah cahaya matahari selama 2-3 jam, daun itu kemudian dipetik. Kemudian daun dimasukkan dalam pada beker gelas yang berisi larutan alcohol 100ml-150 ml yang dipanaskan di alat pemanas di sekitar air yang mendidih selama beberapa saat (5menit). Daun dimasukkan dalam alcohol agar klorofil larut sehingga daun menjadi pucat. Daun yang digunakan kelompok untuk percobaan sulit larut klorofilnya. Hal ini disebabkan ketebalan daun dan larutan yang digunakan hanya alcohol yang kadarnya kurang keras untuk dapat melarutkan klorofil pada daun yang tebal. Seharusnya semakin tebal daun maka semakin keras pelarutnya, contoh pelarut yang keras adalah aseton. Maka data percobaan menggunakan data kelas, karena hanya ada satu kelompok yang berhasil dalam percobaan ini. Daun yang digunakan kelompok tersebut adalah daun tanaman pacar air. Setelah beberapa menit, daun tersebut ditiriskan dan ditempatkan pada sebuah cawan. Daun tersebut lalu ditetesi dengan larutan Yod-KI atau lugol sehingga terjadi perubahan warna  seperti yang terlihat pada gambar berikut:


Pada percobaan digunakan larutan lugol yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya amilum pada daun tersebut. Jika terdapat amilum maka pada bagian daun yang ditetesi lugol akan berubah warna menjadi biru kehitaman. Pada saat daun ditetesi dengan iodin bagian yang sebelumnya tertutup oleh kertas timah tetap pucat, sedangkan yang tidak tertutup warnanya menjadi biru kehitaman. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada bagian daun yang tidak ditutupi kertas timah terdapat amilum, sedangkan pada bagian daun yang ditutupi kertas timah tidak terdapat amilum. Amilum merupakan salah satu hasil dari proses fotosintesis, yang berarti pada bagian daun yang terkena cahaya matahari terjadi proses fotosintesis, sedangkan pada daun yang tidak terkena cahaya matahari tidak terjadi proses fotosintesis. Hal ini  sesuai dengan percobaan yang dilakukan oleh Sachs pada tahun 1860. Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, lalu dimasukkan kedalam alkohol dan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Fotosintesis adalah proses sintesis untuk menghasilkan makanan yang dilakukan oleh tumbuhan hijau dengan bantuan cahaya matahari. Dari percobaan ini juga dibuktikan bahwa hanya pada daun yang berklorofil dan terkena cahaya yang dapat melakukan ”memasak” atau fotosintesis. Hal ini sesuai dengan literatur tentang fotosintesis oleh  Dwidjoseputro(1986) : bahwa tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari. (Dwidjoseputro, 1986)

2.      Uji Ingenhousz

Pada uji Ingenhousz ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas cahaya dengan laju fotosintesis. Adapun alat dan bahan yang digunakan diantaranya adalah beker gelas 1 liter, tabung reaksi, corong gelas, tanaman Hydrilla, air, dan kawat. Pada percobaan ini digunakan 5 batang tanaman Hydrilla dengan panjang yang sama. Daun-daun Hydrilla tersebut diikat menjadi satu kemudian bagian atasnya ditutup dengan tabung reaksi. Setelah rakitan alat telah siap, satu rakitan alat tersebut ditempatkan di tempat yang terkena sinar matahari sedangkan satu rakitan lagi ditempatkan di tempat yang tidak terkena sinar atau gelap. Hal ini bertujuan untuk membandingkan laju fotosintesis pada tanaman yag terkena sinar matahari dan tidak terkena sinar matahari.
            Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan Hydrilla ke dalam gelas beaker yang dilengkapi dengan corong penutup dan tabung reaksi, kemudian memasukkan air hingga memenuhi gelas beaker dan tabung reaksi, hal ini dimaksudkan agar tidak ada gelembung dari luar yang dapat mempengaruhi jumlah gelembung yang nantinya akan dihitung. Dalam hal ini praktikan membuat dua perlakuan berbeda yaitu meletakkan gelas beaker berisi air dan Hydrilla pada dua tempat yang berbeda. Gelas beaker pertama diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari, sedangkan gelas beaker kedua diletakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari atau gelap. Hal ini bertujuan untuk membandingkan laju fotosintesis pada kedua tempat tersebut. Perbedaan yang tampak dari keduanya adalah jumlah gelembung yang dihasilkan. Perhitungan terhadap gelembung yang keluar dilakukan selama 28 menit dan mencatat perubahannya setiap 7 menit sekali.

Adapun variabel pada percobaan ini antara lain:
Variabel bebas             : tempat meletakkan Hydrilla
                                        Variabel kontrol             : volume air pada gelas beaker, jenis Hydrilla,  ukuran Hydrilla
Variabel terikat            : banyaknya gelembung udara

6.      MENGGUNAKAN ALAT DAN BAHAN
Kegiatan merangkai dan menggunakan alat dan bahan untuk kegiatan pengujian atau percobaan. Adapun alat dan bahan sebagai berikut :
Uji Sachs :
Alat :
    • Beker gelas 500 ml
    • Beker gelas 250 ml
    • Pinset
    • Pemanas
    • Penjepit kertas (klip)
Bahan :
o       Alkohol 96 %
o       Air/aquades
o       Yod KI/lugol
o       Tanaman berdaun lebar (pacar air)
o       Kertas timah

Uji Ingenhousz :
Alat :
     1.      Beker gelas (1 liter)
     2.      Tabung reaksi
     3.      Corong gelas
Bahan :
      1.    Tanaman Hydrilla sp.
           2.    Air
      3.    Kawat

7.      MERANCANG PENELITIAN / PENYELIDIKAN
Percobaan Sachs dan Ingenhousz dilaksanakan sebagai berikut :
Uji Sachs :
1.       Menutup sebagian helaian daun dengan kertas timah pada malam atau saat subuh, menjepitnya dengan klip hingga rapat.
2.       Memetik daun setelah daun terkena cahaya 2-3 jam.
3.       Membuka kertas penutup dan memasukkan dalam lipatan kertas saring.
4.       Mememarkan daun dalam kertas saring tersebut dengan mortar penggerus hingga memar merata, dan hancuran daun melekat pada kertas saring.
5.       Membuka lipatan kertas saring dan menggunting pada bagian lipatannya.
6.       Memasukkan kertas saring dalam beker gelas berisi pemutih, membiarkan klorofil melarut dan memisahkan hancuran daun dari kertas saring.
7.       Mengangkat kertas saring, meniriskan sebentar, menempatkan ke cawan Petri, lalu menetesinya dengan lugol.
8.       Mengamati perubahan warna yang ditunjukkan.

Uji Ingenhousz :



1.      Merakit alat seperti pada gambar (2 rakitan alat).
2.      Menempatkan satu rakit di tempat kena cahaya langsung dan rakitan lainnya di dalam ruang yang tidak ada cahaya.
3.      Membiarkan selama 20 menit. Kemudian mengamati ada tidaknya gelembung di dalam tabung reaksi tersebut. Membandingkan jumlah gelembung pada kedua rakitan tersebut.

8.      MELAKUKAN PERCOBAAN / EKSPERIMEN
Uji Sachs :
No.
Hasil Uji lugol
Keterangan
Gejala pada bagian daun yang ditutup
Gejala pada bagian daun yang tidak ditutup
1.
Berwarna putih pucat
Berwarna biru kehitaman
Bagian yang berwarna biru kehitaman menunjukkan adanya amilum, sedangkan yang berwarna putih pucat menunjukkan tidak adanya amilum.

Uji Ingenhousz :
Data Pengamatan Kelompok 1 (+substrat) :


No.
Produksi Gelembung Oleh Tanaman
Keterangan
Terkena sinar langsung
Tidak terkena sinar langsung
1.
528
2 gelembung, 1 di tali 1 naik

2.
569
Tetap
3.
971
+ substrat 5ml, tambah 1 gelembung naik
4.
1501
Tetap

Data Pengamatan Kelompok 2 (+ substrat) :

No.
Produksi Gelembung Oleh Tanaman
Keterangan
Terkena sinar langsung
Tidak terkena sinar langsung
1.
12 (mulai ada pada menit ke-6)
1 gelembung pada menit ke-4
- jumlah lain 5 helai
-panjang Hydrilla sp. 9 cm
- waktu adaptasi 2 menit
2.
590 (vol air sedikit berkurang)
Tidak ada
3.
668 (+ NaHCO3)
Ada 1 gelembung yang menempel pada tali tidak keluar (berada pada ujungcorong) + NaCO3
4.
1403 (volume air berkurang lebih banyak 0,5 ml)
Tidak ada

Data Pengamatan Kelompok 3 :

No.
Produksi Gelembung Oleh Tanaman
Keterangan
Terkena sinar langsung
Tidak terkena sinar langsung
1.
426
1 gelembung di atas, 4 gelembung di sekitar dinding tabung reaksi
- tangkai Hydrilla sp. dalam keadaan ditekuk

2.
1334
1 gelembung di atas, 2 gelembung di sekitar dinding tabung reaksi
3.
1754
1 gelembung di atas, 4 gelembung di sekitar dinding tabung reaksi
4.
1718
2 gelembung di atas

Data Pengamatan Kelompok 4 :

No.
Produksi Gelembung Oleh Tanaman
Keterangan
Terkena sinar langsung
Tidak terkena sinar langsung
1.
756
31
- tidak ada waktu adaptasi
- yang diamati gelembung yang keluar dari patahan di pangkal tangkai langsung
2.
3552
4
3.
3050
1
4.
2385
4




Data Pengamatan Kelompok 5 :

No.
Produksi Gelembung Oleh Tanaman
Keterangan
Terkena sinar langsung
Tidak terkena sinar langsung
1.
238
-

2.
622
1
3.
960
1
4.
2635
1

Data Pengamatan Kelompok 6 :

No.
Produksi Gelembung Oleh Tanaman
Keterangan
Terkena sinar langsung
Tidak terkena sinar langsung
1.
298
1 gelembung besar sampai di atas
- 5 tangkai Hydrilla sp.
- panjang 8 cm
- pada waktu 6 menit terakhir terjadi pengurangan intensitas caaya pada percobaan terkena cahaya langsung karena tertutup pepohonan

2.
482
1 gelembung agak besar tidak ke atas
3.
622
6 gelembung kecil menempel
4.
1704
4 gelembung kecil menempel


9.      MENYIMPULKAN ATAU INFERRING
Pada percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tumbuhan mengalami proses fotosintesis yang menghasilkan amilum. Proses fotosintesis secara singkat dapat dilihat dari persamaan sebagai berikut :
6CO2 + 12H2O           C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
Dan proses fotosintesis membutuhkan cahaya matahari. Jika tidak ada sumber cahaya, maka tumbuhan tidak akan mengalami reaksi fotosintesis.















BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah :
1. Dalam proses fotosintesis diperlukan air, cahaya matahari, dan karbon dioksida.
2. Pada proses fotosintesis menghasilkan O2/oksigen.
3. Proses fotosintesis akan lebih efektif dalam kondisi cahaya merah.
4. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi laju fotosintesis adalah intensitas cahaya, konsentrasi karbon dioksida, suhu, kadar air.

Saran
1. Pengisian air ke dalam rangkaian alat sebaiknya dilakukan dengan cepat sehingga tidak ada udara di dalam tabung reaksi.
2. Pemasangan Hidrilla sebaiknya tidak terlalu kencang sehingga udara dapat bebas bergerak
3. Pemilihan tanaman Hidrilla yang baik dan segar perlu diperhatikan agar memperoleh hasil yang optimal.
4. Arah cahaya harus tepat sehingga laju fotosintesis tidak terganggu.



DAFTAR PUSTAKA
Anwar, A. 1984. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact. Bandung.
Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Kimball, J. W. 1993. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.
Kimball, J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.
Malcome. B. W. 1990. Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara. Bandung.
Simbolon, Hubu dkk. 1989. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Syamsuri. I. 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta.
http://biologigonz.blogspot.com/2011/03/percobaan-sachs.html
http://ayosinauonline.blogspot.com/2010/05/laporan-praktikum-fotosintesis-sachs.html
http://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/07/fotosintesis/
http://1001karya.blogspot.com/2009/08/fotosintesis-dan-pengeluaran-pada.html
http://uliexbio.blogspot.com/2009/06/fotosintesis.html

0 komentar:

Posting Komentar