Ketika Rasulullah SAW masih hidup, beliau hanya sakit 2 kali saja. Yaitu ketika beliau demam saat turunnya wahyu pertama Al - Qur’an. Kedua, saat beliau menjelang wafat. Saat itu beliau mengalami sakit yang sangat parah, hingga akhirnya wafat. Adapula yang menyebutkan bahwa Rosul mengalami sakit lebih dari 2 kali. Berapapun jumlahnya, hal tersebut memperjelas gambaran bahwa beliau memiliki fisik sehat dan daya tahan tubuh yang luar biasa. Padahal kondisi Jazirah Arab terbilang keras, tandus, dan panas.
Sekarang yang menjadi pertanyaan di benak kita adalah mengapa Rasulullah SAW jarang sakit? Jawabannya, karena secara lahiriyah beliau mampu mencegah hal – hal yang berpotensi dapat menimbulkan penyakit. Ada beberapa kebiasaan positif yang membuat Rasulullah SAW selalu tampil fit dan jarang sakit, yang pertama adalah selektif terhadap makanan. Makanan beliau memenuhi syarat halal dan thayyib (baik). Halal berkaitan dengan urusan akherat, yaitu halal cara mendapatkannya dan halal barangnya. Sedangkan thayyib berkaitan dengan urusan duniawi seperti bergizi atau tidaknya makanan yang di konsumsi.
Kedua, tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Aturannya, kapasitas perut dibagi dalam 3 bagian, yaitu 1/3 untuk makanan (zat padat), 1/3 untuk minuman (zat cair), dan 1/3 lagi untuk udara. Selain itu Rasulullah SAW makan dengan tenang, tidak tergesa – gesa, dan dengan tempo yang sedang. Makanan yang di makan dikunyah dengan baik dan akan meringankan kerja organ pencernaan.
Ketiga, beliau cepat tidur dan cepat bangun. Beliau tidur di awal malam dan bangun pada pertengahan malam kedua. Cara tidurnya pun syarat makna. Ibnul Qoyyim Aljauziyyah dalam buku Metode Pengobatan Nabi mengungkapkan, bahwa Rasul tidur dengan memiringkan tubuh kea rah kanan, sambil berdzikir kepada Allah hingga matanya terasa berat. Terkadang beliau memiringkan tubuhnya ke sebelah kiri sebentar, untuk kemudian kembali memiringkan tubuhnya ke sebelah kanan. Tidur seperti ini merupakan tidur yang efisien. Pada saat itu makanan bisa berada dalam posisi yang pas dengan lambung, sehingga dapat mengendap secara proporsional. Lalu beralih ke sebelah kirisebentar agar proses pencernaan lambung mengarah ke liver, baru kemudian berbalik lagi ke sebelah kanan hingga akhir tidur agar makanan lebih cepat ter-suplay dari lambung. Hikmah lainnya, tidur dengan memiringkan badan kekanan menyebabkan beliau lebih mudah bangun untuk sholat malam.
Keempat, Rasulullah sering melakukan istikamah puasa suan seperti puasa senin kamis, puasa dawud, puasa 6 hari di bulan Syawwal, dllsb. Puasa adalah perisai terhadap berbagai macam penyakit jasmani maupun rohani.
0 komentar:
Posting Komentar